Aktivitas blasting atau peledakan di area pertambangan milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) diduga mengakibatkan sejumlah rumah warga retak.
Tak hanya membuat masyarakat sekitar terkejut, getaran mirip gempa tersebut membuat warga resah. Padahal jarak lokasi peledakan dengan rumah warga jauh, namun getarannya di rasakan oleh sejumlah warga terutama warga Desa Talonang Baru, Tongo, Ai Kangkung dan Tatar, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat.
(Foto ist: Salah satu rumah warga retak diduga akibat aktivitas blasting tambang PT AMNT)
Informasi yang di himpun media, Salah seorang warga Desa Aik Kangkung, Lalu Baharudin dikonfirmasi via saluler, Senin (2/12) mengaku, aktivitas blasting PT AMNT membawa dampak yang tak baik bagi perumahan yang di tempati saat ini.
Ia menjelaskan, aktivitas blasting yang di lakukan PT AMNT, Minggu (1/12) kemarin terjadi sekitar pukul 12.10 Wita, sejumlah warga yang berada di wilayah Tongo, Ai’Kangkung, Tatar Dan Talonang Baru dikejutkan dengan getaran yang menyerupai gempa.
“Jika saja BMKG bisa mendeteksi kekuatan itu kemungkinan setara dengan 6 hingga 8 Skala Richter,” jelasnya.
Dikatakannya, dampak terhadap aktivitas blasting mengakibatkan warga setempat trauma dan sejumlah bangunan rumah menjadi retak.
“Kalau lama-kelamaan digoncang seperti ini, semua bangunan kami akan hancur,” keluhnya.
Menurutnya, kerusakan akibat getaran blasting tersebut, rata-rata terjadi pada bagian dinding rumah. Semua kerusakan sama berupa retakan seperti dampak gempa.
Peristiwa itu akan segera dilaporkan warga pada pihak PT AMNT. Mereka berharap ada ganti rugi dari perusahaan tambang emas dan tembaga tersebut.
“Kita akan meminta ganti rugi kepada pihak perusahaan. Bayangkan, bangunan di sekitar semua retak. Kalau saja ada pemberitahuan dari perusahaan sejak awal maka kami tidak akan berada di dalam rumah,” jelasnya.
Perusahaan, katanya, harusnya melakukan deteksi terhadap dampak dari aktivitas blasting hingga mampu mendeteksi sejauh mana radius akibat blasting tersebut.
“Jika memang akan di lakukan pengeboman minimal ada pemberitahuan kepada masyarakat agar tidak berada didalam rumah pada saat melakukan blasting. Kami minta pihak PT AMNT untuk segera turun mengatasi masalah ini,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah via seluler, Camat Sekongkang Syarifuddin membenarkan adanya aktivitas blasting, hanya saja getarannya yang di timbulkan tidaklah seperti yang di perkirakan oleh salah satu warga.
“Ini sangat di sayangkan, karena tidak sesuai dengan fakta. Jika getaran mencapai 8 SR maka tidak akan ada bangunan yang tersisa lagi. Yang bersangkutan sudah kami panggil, namun hingga saat ini belum datang,” jelasnya.
Sementara, pihak PT AMNT yang di konfirmasi via saluran Whatsapp belum memberikan keterangan apapun. Hingga berita ini di publish.(ID/SB)
insidentb.com/2019/12/02/sejumlah-rumah
-warga-retak-diduga-aktivitas-blasting-pt-amnt/